Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat
sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab
terjadinya konflik ini.
PENDAHULUAN
Kawasan Timur Tengah merupakan sebuah kawasan geopolitik yang menjadi
wilayah konflik yang berkepanjangan. Wilayahnya yang mengandung sumber daya
mineral dalam jumlah yang banyak, telah menjadikan kawasan ini sebagai hotbed
atau ajang unjuk kekuatan negara-negara besar yang memiliki kepentingan akan
energi. Tidak hanya itu, kawasan Timur Tengah merupakan kawasan berasalnya tiga
agama Samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam yang sekaligus menjadikan
kawasan tersebut sebagai kawasan suci bagi ketiga agama.
Fakta ini pula yang melatarbelakangi terjadinya Perang Salib dalam kurun
waktu ratusan tahun. Dalam era modern, berbagai krisis terjadi di wilayah ini,
seperti perang Iran-Irak, Irak-Kuwait, invasi Amerika Serikat ke Irak, dan
konflik Palestina-Israel yang telah lebih dari lima dekade masih berlangsung
hingga saat ini.
Konflik
Palestina-Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur
Tengah (dengan mengenyampingkan Perang Salib), yang menyebabkannya menjadi
perhatian utama masyarakat internasional. Sebagai contoh, konflik antara
keduanya menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), ketika PBB baru terbentuk dan sampai saat ini belum
terselesaikan meski ratusan resolusi telah dikeluarkan.
Kedua entitas
politik ini telah “bertarung” di kawasan Timur Tengah semenjak berdirinya
negara Israel pada tahun 1948. Dalam beberapa waktu belakangan, telah terjadi
serangkaian peristiwa penting yang menandai proses perdamaian antara kedua
entitas ini
CATATAN SEJARAH LATAR BELAKANG KONFLIK
*2000 SM – 1500
SM*
Istri Nabi
Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab)
dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi
Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani
Israel sebanyak 7 orang 12 orang ##. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang
ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya
yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan
Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi
ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
*1550 SM – 1200
SM*
Politik di Mesir
berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi Negara Mesir. Banyak dari
bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai
perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi
budak.
*1200 SM – 1100
SM*
Nabi Musa A.s.
memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju
tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan
cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel
dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka
diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan
berkata:
“Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan
memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya,
karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu
berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.”
-(QS 5:24)-
Akibatnya mereka
dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina.
Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu
marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan
akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya –
disebut juga orang-orang Yahudi.
Sulit mengetahui
asal-usul penyebutan nama Yahudi, apalagi dinisbatkan kepada Yehuda. Di dalam
Perjanjian Lama, kata “Yahudi” baru mulai ditemukan pada kitab Ezra. Sedangkan
pada kitab-kitab sebelumnya hanya disebut anak-anak Israel atau Bani Israel. Di
dalam Alquran atau Hadits sendiri anak keturunan Nabi Ya’qub disebut Bani
Israil, sedangkan penyebutan “Yahudi” lebih sering bermakna golongan
yangdimurkai Allah, dien (atau jalan hidup seperti Nasrani, Sabiin, Majusi dan
Islam)
*1000 SM – 922
SM*
Nabi Daud A.s.
(anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin.
Palestina berhasil direbut. Daud kemudian menjadi raja menggantikan Raja
Thalut. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat
di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya
seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai
Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh
anaknya, Nabi Sulaiman A.s.
*922 SM – 800 SM*
Sepeninggal
Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga
akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel
beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
*800 SM – 600 SM*
Karena kerajaan
Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut
dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali
perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul.
Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak
diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau
mereka bunuh.”
-(QS 5:70)-
Hal ini juga bisa
dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja
ke-2 17:18.
*600 SM – 500 SM*
Kerajaan Yehuda
dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia . Dalam Injil Kitab
Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas
Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia .
*500 SM – 400 SM*
Cyrus Persia
meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
*330 SM – 322 SM*
Israel diduduki
Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap
bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel. Penulisan
Injil dalam bahasa Yunani bukan karena bahasa resmi Israel yang pada saat itu
dijajah oleh Romawi. Melainkan penulis dan penyebar Injil, Paulus, memang orang
romawi yang berbahasa yunani.
*300 SM – 190 SM*
Yunani dikalahkan
Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
*1 – 100 M*
Nabi Isa A.s.
lahir. Nantinya akan ada penghembusan isu bahwa Nabi Isa merupakan pemimpin
gerakan melawan penguasa Romawi. Riil-nya Nabi Isa tidak membangun gerakan
melawan penguasa Romawi, justru isu tersebut dihembuskan oleh para Rabbi Yahudi
yang tidak suka ajaran puritan (kembali ke Taurat asli) yang dibawa oleh Nabi
Isa. Pilatus sendiri menyalib Nabi Isa atas desakan para Imam yang cemburu
kepada Nabi Isa. Mengapa? karena Pilatus tidak beragama Yahudi sehingga hukuman
untuk orang Yahudi haruslah ditentukan oleh orang Yahudi sendiri.
*100 – 300 *
Pemberontakan
berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi.
Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium
Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap
bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa
Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau
bahkan masuk Islam.
*313 *
Pusat kerajaan
Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
*500 – 600*
Nabi Muhammad Saw
lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di
antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah
besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia .
*621*
Nabi Muhammad Saw
melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil
Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit
lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat
Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di
masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah.
Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah
di masjidil Haram, Makkah.
*622*
Hijrah Nabi
Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut
khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk
Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.
*626*
Pengkhianatan
Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian
Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka
harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
*638*
Di bawah
pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari
penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non
Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin
sepenuhnya.
*700 – 1000*
Wilayah Islam
meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi
mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan
terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.
*1076*
Yerusalem
dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik
(sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M
tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen.
Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi
membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa
dibangkitkan kembali.
*1453*
Setelah melalui
proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai
berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M),khilafah Utsmaniah
di bawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah
Rasulullah.
*1492*
Andalusia
sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista) . Karena cemas suatu
saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan
pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada
Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada
1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah
Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak
permintaan maaf kepada umat Islam).
*1500 – 1700*
Kebangkitan
pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama/ gereja dengan
negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di
Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan
alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya
mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory
dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya
mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan
agama Kristen ke penjuru dunia.
*1529*
Tentara khilafah
berusaha menghentikan arus kolonialisme/ imperialisme serta membalas
reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun
1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara
Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlahmu, maka jumlahyang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu
sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke
belakang dan bercerai-berai.”
-(QS 9:25)-.
*1798*
Napoleon
berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di
Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.
*1831*
Untuk mendukung
strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni
Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah
dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.
*1835*
Sekelompok Yahudi
membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana
. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota
Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah
Khilafah.
*1838*
Inggris membuka
konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
*1849*
Kampanye
mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di
Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700
dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
*1882*
Imigrasi
besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan
kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
*1891*
Para penduduk
Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi
besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah
“sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus ). Dekadensi pemikiran
meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir
infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via
Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul
Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus,
dan jalur kereta tersebut dihancurkan.
*1897*
Theodore Herzl
menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta kongres I Zionis
mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun
adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara.
Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun
secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris
hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres
itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan”
atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang
kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi
sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara
Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
*1916*
Perjanjian
rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat
meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan
Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan
kemenangan sekutu, Inggris mendapat control atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi
Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh
atau kekuasaan yang lebih besar).
*1917*
Menlu Inggris
keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu
pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh
pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima
tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada
Inggris untuk menguasai Palestina.
*1938*
Nazi Jerman
menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan
mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu
“penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke
kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada
etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang
bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya
karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
*1944*
Partai buruh
Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan
orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas.
Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana .” Kondisi
Palestina pun memanas.
*1947*
PBB
merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .
*1948, 14 Mei*.
Sehari sebelum
habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan
kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat
Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke
Libanon, Yordania , Syria , Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi
tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka
telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang
antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin
Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan
Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab
Palestina yang telah ditetapkan PBB.
*1948, 2
Desember*
Protes keras Liga
Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka
berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin
(IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan
Israel . Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena
Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan
kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
*1956, 29
Oktober*
Israel dibantu
Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez . Pada kurun
waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahri (salah satu
harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak,
karena melihat rakyat belum siap.
*1964*
Para pemimpin
Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) . Dengan ini secara
resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan
tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan
nasional bangsa Palestina.
*1967*
Israel menyerang
Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel
berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria),
Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan
angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence
Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA ). Sementara itu angkatan udara Mesir
ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan
memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
*1967, November*
Dewan Keamanan
PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel
dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di
kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.
*1969*
Yasser Arafat
dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas
di Yordania.
*1970*
Berbagai
pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO
dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania
sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari
Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.
*1973, 6 Oktober*
Mesir dan Syria
menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya
Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan
Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden
Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia Cuma siap untuk melawan
Israel , namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu
dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
*1973, 22
Oktober*
Dewan Keamanan
PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan
resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.
*1977*
Pertimbangan
ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke
Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel
mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena
langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.
*1978, September*
Mesir dan Israel
menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu
menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah
pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel
Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO
menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah
diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya
juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang
tidak menguntungkan pihak Israel .
*1980*
Israel secara
sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang
didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
*1982*
Israel menyerang
Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila.
Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke
forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan
enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di
Iraq, Libya, dan Tunis .
*1987*
Intifadhah,
perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah
pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai
oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan
sosial.
*1988, 15 November*
Diumumkan
berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota.Aljazair. Dengan bentuk negara
Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara
dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat. Setelah Yasser Arafat mangkat
kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang
identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.
*1988, Desember*
AS membenarkan
pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui
eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu
memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.
*1991, Maret*
Yasser Arafat
menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan
“menikah dengan revolusi Palestina”.
*1993, September*
PLO – Israel
saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak
otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace”
(tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan
Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara negara Arab
( Saudi Arabia , Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu.
Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan
di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel ,
PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya
PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser Arafat,
Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
*1995*
Rabin dibunuh
oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi
fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang
dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan
melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total
menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya,
menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace”
diartikan Israel sebagai “ Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak
diganggu (bisa hidup damai).”
*1996*
Pemilu di Israel
dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti
kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu
pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar
Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel . Ia bahkan ingin
menunggu/menciptaka n kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan,
bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat
perjanjian baru.
AS tidak senang
bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby
Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di
negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap
negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini
memfatwakan jihad terhadap Israel .
Sementara itu Uni
Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah,
yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka
menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan
sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
*2002 - Sampai
sekarang*
Israel menyatakan
bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen”
di Jalur Gaza (yaitu Puluhan pemukiman Yahudi di sana, dan pemumikan di Tepi Barat), namun akan
“mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan
kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan
militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.
Pemerintah Israel
berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur
Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa,
apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel
“akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat
Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini.
Di hari
kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud
Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel menggantikan
Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato. Dalam pidato
kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil,
kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai
perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan
bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan
bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan bahwa
bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara
Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara
langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian
besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan
perdana menteri yang baru terpilih.
SOLUSI KONFLIK
ISRAEL-PALESTINA
Sudah lebih enam puluh tahun konflik Israel-Palestina terus terjadi tanpa
ada titik terang menuju penyelesaian. Sudah puluhan ribu rakyat Palestina
dibunuh dengan kejam oleh tentara Israel yang mendapat dukungan
senjata dan dana dari Amerika Serikat. Hampir seluruh tanah Palestina kini
sudah diduduki Israel.
Yang disisakan kini hanya Jalur Gaza
dan Tepi Barat.
Sungguh memilukan nasib yang diderita saudara kita bangsa Palestina.
Negara adikuasa Amerika Serikat terang-terangan mendukung Israel.
Inggris, yang menjadi bidan kelahiran negara Israel
tahun 1948, dan negara-negara Eropa juga mendukung Israel. Negara-negara Arab, yang
diharapkan menjadi pendukung utama perjuangan Palestina, banyak yang justru
menjadi kaki-tangan negara-negara Barat. Negara-negara muslim yang jauh dari
Timur Tengah hanya memberikan dukungan moril dan politik.
Hanya Iran, Syria, dan Irak
(ketika masih dipimpin Saddam Husein) yang berani memberikan dukunngan nyata
terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Dilihat dari peta kekuatan ini, jelas Palestina adalah pihak yang sangat
lemah dalam hal senjata dan keuangan. Para
pejuang Palestina mendapatkan bantuan senjata dan dana hanya dari para donatur
muslim perorangan yang tidak sehaluan dengan pemerintah mereka yang sekuler.
Para pejuang Palestina juga mendapatkan bantuan senjata dan dana hanya dari Iran dan Syria. Namun demikian, bantuan ini
tentu sangat kecil karena mereka tidak dapat melakukannya secara terbuka
sebagaimana bantuan senjata canggih dan pembunuh massal (menurut Jimmy Carter,
mantan Presiden Amerika Serikat, Israel memiliki 200-an hulu ledak nuklir) dan
dana berlimpah yang dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa kepada Israel.
Yang lebih aneh lagi, para pejuang Palestina dinyatakan sebagai teroris
oleh Amerika Serikat dan sekutu Eropanya. Begitu pula, perlawanan dan
perjuangan rakyat Palestina dinyatakan sebagai tindakan terorisme.
Mungkin Israel
dan para pendukungnya mengharapkan agar rakyat Palestina tidak usah melawan.
Apa pun keinginan Israel
seharusnya mereka turuti saja. Israel minta nyawa, berikan nyawa; Israel minta
tanah, berikan tanah; Israel mengusir mereka dari rumah dan tanah mereka,
mereka seharusnya langsung pergi saja entah ke mana.
Sayang sekali, harapan Israel, Amerika Serikat, dan Eropa, ini tidak
masuk akal. Karena itu, rakyat Palestina terus berjuang sampai detik ini.
Dimotori oleh Hamas, para pejuang Palestina tidak surut menghadapi kecanggihan
senjata dan kekejaman Israel. Mereka terus melakukan serangan roket ke kota-kota
Israel yang masuk jangkauan roket mereka. Mereka terus melakukan perlawanan
sengit dan keras setiap kali pasukan Israel masuk wilayah mereka. Mereka terus
melakukan aksi bom syahid terhadap sasaran-sasaran Israel.
Karena itu, rakyat Israel tidak pernah bisa tidur dengan tenang sampai
detik ini. Mereka selalu dihantui oleh serangan roket pejuang Palestina. Rakyat
Israel selalu takut akan adanya serangan bom syahid di tengah keramaian. Mereka
selalu khawatir anaknya yang sedang bertugas sebagai tentara Israel akan tewas,
terluka parah, atau diculik oleh para mujahidin Palestina.
Senjata canggih dan dana melimpah membuat Israel unggul selama ini. Namun
demikian, dengan serba kekurangan dalam hal senjata dan dana, rakyat Palestina
pantang menyerah. Mereka tidak akan pernah menyerah karena mereka yakin dengan
kebenaran perjuangan mereka. Mereka tidak akan pernah menyerah karena
berprinsip - mati syahid masuk surga, hidup terhormat. Hanya dua ini pilihan
mereka.
Karena itu, Israel, Amerika Serikat, dan Eropa, jangan pernah berharap
rakyat Palestina akan menyerah. Mereka akan terus berjuang sampai tetes darah
penghabisan. Karena itu pula, rakyat Israel tidak akan pernah bisa hidup dengan
tenang.
Untuk mengatasi konflik ini, Amerika Serikat dan Eropa telah merintis dan
menwarkan berbagai solusi. Namun demikian, solusi ini tidak pernah bisa
diwujudkan. Negara Zionis dan teroris Israel tidak pernah membiarkan rakyat
Palestina menarik napas lega. Mereka selalu melanggar apa yang telah
disepakati.
Dengan kata lain, solusi yang ditawarkan sampai sejauh ini tidak ada yang
efektif. Walaupun begitu, berdasarkan fakta yang ada, Israel tidak bisa
menghancurkan secara total perlawanan rakyat Palestina. Akibatnya, rakyat
Israel juga tidak pernah bisa hidup dengan tenang dan tenteram.
Bukankah mereka merampas tanah Palestina supaya bisa hidup makmur dan
sejahtera setelah sebelumnya mereka menjadi korban penindasan Hitler? Bukankah
Amerika Serikat adalah pendukung utama segala tindakan terorisme negara Israel?
Bukankah Amerika Serikat adalah pemasok utama senjata canggih dan dana melimpah
bagi teroris negara Israel? Bukankah semua presiden Amerika Serikat tunduk pada
lobi Yahudi Amerika Serikat yang sangat kuat? Bukankah masyarakat Yahudi dan
Zionis dapat hidup dengan tenteram dan menguasai segala sektor kehidupan di
Amerika Serikat?
Dengan kata lain, bukankah Zionis Israel sudah menguasai Amerika
Serikat secara total?
Karena itu, berdasarkan semua kenyataan yang tak terbantahkan tersebut,
sebagai orang awam saya mengusulkan agar seluruh rakyat Israel segera
meninggalkan tanah Palestina dan pindah ke tanah impian yang dijanjikan,
Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat mereka akan hidup dengan makmur, tenteram, dan
berkuasa. Untuk apa mereka susah-payah menghadapi perlawanan sengit para
pejuang Palestina yang tidak takut mati? Untuk apa mereka menghamburkan dana
milyaran dolar untuk membiayai mesin perang dan prajurit mereka menghadapi para
pejuang Palestina yang bersenjata ala kadarnya? Untuk apa mereka membiarkan
diri dikecam seluruh dunia internasional karena membunuhi anak-anak, wanita,
dan orang lanjut usia? Untuk apa mereka membiarkan diri dikecam seluruh dunia
internasional karena melakukan segala bentuk kekejaman dan kekerasan yang tak
terbayangkan?
Mudah-mudahan para pemimpin Zionis-teroris negara Israel segera
menyadari kenyataan ini dan memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada
tanah Palestina dan segera mengungsi ke Amerika Serikat - satu-satunya negara
di dunia yang paling menerima masyarakat Yahudi.
TERIMAKASIH SUDAH MENYEMPATKAN WAKTU MENYIMAK FAKTA KONFLIK
SAUDARA KITA DI TIMUR TENGAH
No comments:
Post a Comment