Selamat Datang, Senang bisa Berbagi, Semoga Bermanfaat

Sunday, 16 December 2012

Latar Belakang Sejarah Konflik Palestina - Israel


Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah sebab terjadinya konflik ini.

PENDAHULUAN

Kawasan Timur Tengah merupakan sebuah kawasan geopolitik yang menjadi wilayah konflik yang berkepanjangan. Wilayahnya yang mengandung sumber daya mineral dalam jumlah yang banyak, telah menjadikan kawasan ini sebagai hotbed atau ajang unjuk kekuatan negara-negara besar yang memiliki kepentingan akan energi. Tidak hanya itu, kawasan Timur Tengah merupakan kawasan berasalnya tiga agama Samawi, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam yang sekaligus menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan suci bagi ketiga agama.

Fakta ini pula yang melatarbelakangi terjadinya Perang Salib dalam kurun waktu ratusan tahun. Dalam era modern, berbagai krisis terjadi di wilayah ini, seperti perang Iran-Irak, Irak-Kuwait, invasi Amerika Serikat ke Irak, dan konflik Palestina-Israel yang telah lebih dari lima dekade masih berlangsung hingga saat ini.

Konflik Palestina-Israel adalah konflik yang paling lama berlangsung di wilayah Timur Tengah (dengan mengenyampingkan Perang Salib), yang menyebabkannya menjadi perhatian utama masyarakat internasional. Sebagai contoh, konflik antara keduanya menjadi agenda pertama dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ketika PBB baru terbentuk dan sampai saat ini belum terselesaikan meski ratusan resolusi telah dikeluarkan.

Kedua entitas politik ini telah “bertarung” di kawasan Timur Tengah semenjak berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Dalam beberapa waktu belakangan, telah terjadi serangkaian peristiwa penting yang menandai proses perdamaian antara kedua entitas ini

CATATAN SEJARAH LATAR BELAKANG KONFLIK

*2000 SM – 1500 SM*
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s. (bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 orang 12 orang ##. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.

*1550 SM – 1200 SM*
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi Negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.

*1200 SM – 1100 SM*
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir menyeberangi Laut Merah. Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata:

    “Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.”
-(QS 5:24)-

Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda, dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.

Sulit mengetahui asal-usul penyebutan nama Yahudi, apalagi dinisbatkan kepada Yehuda. Di dalam Perjanjian Lama, kata “Yahudi” baru mulai ditemukan pada kitab Ezra. Sedangkan pada kitab-kitab sebelumnya hanya disebut anak-anak Israel atau Bani Israel. Di dalam Alquran atau Hadits sendiri anak keturunan Nabi Ya’qub disebut Bani Israil, sedangkan penyebutan “Yahudi” lebih sering bermakna golongan yangdimurkai Allah, dien (atau jalan hidup seperti Nasrani, Sabiin, Majusi dan Islam)

*1000 SM – 922 SM*
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an) dari Filistin. Palestina berhasil direbut. Daud kemudian menjadi raja menggantikan Raja Thalut. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya, Nabi Sulaiman A.s.

*922 SM – 800 SM*
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.

*800 SM – 600 SM*
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan kerajaan Asyiria.

    “Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.”
-(QS 5:70)-

Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.

*600 SM – 500 SM*
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia . Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan dipenjara di Babylonia .

*500 SM – 400 SM*
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.

*330 SM – 322 SM*
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi bahasa resmi Israel. Penulisan Injil dalam bahasa Yunani bukan karena bahasa resmi Israel yang pada saat itu dijajah oleh Romawi. Melainkan penulis dan penyebar Injil, Paulus, memang orang romawi yang berbahasa yunani.

*300 SM – 190 SM*
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.

*1 – 100 M*
Nabi Isa A.s. lahir. Nantinya akan ada penghembusan isu bahwa Nabi Isa merupakan pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Riil-nya Nabi Isa tidak membangun gerakan melawan penguasa Romawi, justru isu tersebut dihembuskan oleh para Rabbi Yahudi yang tidak suka ajaran puritan (kembali ke Taurat asli) yang dibawa oleh Nabi Isa. Pilatus sendiri menyalib Nabi Isa atas desakan para Imam yang cemburu kepada Nabi Isa. Mengapa? karena Pilatus tidak beragama Yahudi sehingga hukuman untuk orang Yahudi haruslah ditentukan oleh orang Yahudi sendiri.

*100 – 300 *
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.

*313 *
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.

*500 – 600*
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah), kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika terjadi perang antara Romawi dengan Persia .

*621*
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram, Makkah.

*622*
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan “Piagam Madinah”.

*626*
Pengkhianatan Yahudi dalam perang Ahzab (perang parit) dan berarti melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.

*638*
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.

*700 – 1000*
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya adalah orang Yahudi.

*1076*
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat), pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.

*1453*
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara Mongol (1258 M),khilafah Utsmaniah di bawah Muhammad Fatih menaklukan Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.

*1492*
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista) . Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak permintaan maaf kepada umat Islam).

*1500 – 1700*
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama/ gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan agama Kristen ke penjuru dunia.

*1529*
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/ imperialisme serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi. Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah dan perlengkapannya.

    “… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlahyang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.”
-(QS 9:25)-.

*1798*
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih di bawah Khilafah.

*1831*
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang menular begitu cepat di tanah Arab.

*1835*
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan sekolah Yahudi pertama di sana . Sponsornya adalah milyuder Yahudi di Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.

*1838*
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.

*1849*
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948 jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.

*1882*
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama, simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.

*1891*
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “the sick man at Bosporus ). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung) yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur kereta tersebut dihancurkan.

*1897*
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun. Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi !” Apa yang direncanakan Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.

*1916*
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia) dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat control atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih besar).

*1917*
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa (cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai Palestina.

*1938*
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.

*1944*
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya pribumi Arab dari sana .” Kondisi Palestina pun memanas.

*1947*
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .

*1948, 14 Mei*.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania , Syria , Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.

*1948, 2 Desember*
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina. Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim 10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel . Usaha ini kandas bukan karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta, akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.

*1956, 29 Oktober*
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai terusan Suez . Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat ke Hizbut Tahri (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.

*1964*
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) . Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.

*1967*
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat milik USA ). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.

*1967, November*
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6 hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara adil masalah pengungsi Palestina.

*1969*
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.

*1970*
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO pindah ke Libanon.

*1973, 6 Oktober*
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa berkompromi, karena dia Cuma siap untuk melawan Israel , namun tidak siap berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.

*1973, 22 Oktober*
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur Tengah.

*1977*
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat dibunuh pada tahun 1982.

*1978, September*
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak menguntungkan pihak Israel .

*1980*
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.

*1982*
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS. Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya, dan Tunis .

*1987*
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak. Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.

*1988, 15 November*
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota.Aljazair. Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser Arafat. Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen Palestina beranggotakan 500 orang.

*1988, Desember*
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di pengasingan di Tunis.

*1991, Maret*
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.

*1993, September*
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun negara negara Arab ( Saudi Arabia , Mesir, Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.

Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel , PLO harus mengatasi segala aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan perpanjangan tangan Yahudi.

Yasser Arafat, Yitzak Rabin dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.

*1995*
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel sebagai “ Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa hidup damai).”

*1996*
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam Israel . Ia bahkan ingin menunggu/menciptaka n kontelasi baru (pemukiman Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.

AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat, maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk “mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini memfatwakan jihad terhadap Israel .

Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.

*2002 - Sampai sekarang*
Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil dan militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu Puluhan pemukiman Yahudi di sana, dan  pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.

Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel “akan diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya sekarang ini.

Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal 28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap karena sakit – berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan bahwa bila Otoritas Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara Israel, maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.

SOLUSI KONFLIK ISRAEL-PALESTINA

Sudah lebih enam puluh tahun konflik Israel-Palestina terus terjadi tanpa ada titik terang menuju penyelesaian. Sudah puluhan ribu rakyat Palestina dibunuh dengan kejam oleh tentara Israel yang mendapat dukungan senjata dan dana dari Amerika Serikat. Hampir seluruh tanah Palestina kini sudah diduduki Israel. Yang disisakan kini hanya Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Sungguh memilukan nasib yang diderita saudara kita bangsa Palestina. Negara adikuasa Amerika Serikat terang-terangan mendukung Israel. Inggris, yang menjadi bidan kelahiran negara Israel tahun 1948, dan negara-negara Eropa juga mendukung Israel. Negara-negara Arab, yang diharapkan menjadi pendukung utama perjuangan Palestina, banyak yang justru menjadi kaki-tangan negara-negara Barat. Negara-negara muslim yang jauh dari Timur Tengah hanya memberikan dukungan moril dan politik.

Hanya Iran, Syria, dan Irak (ketika masih dipimpin Saddam Husein) yang berani memberikan dukunngan nyata terhadap perjuangan rakyat Palestina.

Dilihat dari peta kekuatan ini, jelas Palestina adalah pihak yang sangat lemah dalam hal senjata dan keuangan. Para pejuang Palestina mendapatkan bantuan senjata dan dana hanya dari para donatur muslim perorangan yang tidak sehaluan dengan pemerintah mereka yang sekuler. Para pejuang Palestina juga mendapatkan bantuan senjata dan dana hanya dari Iran dan Syria. Namun demikian, bantuan ini tentu sangat kecil karena mereka tidak dapat melakukannya secara terbuka sebagaimana bantuan senjata canggih dan pembunuh massal (menurut Jimmy Carter, mantan Presiden Amerika Serikat, Israel memiliki 200-an hulu ledak nuklir) dan dana berlimpah yang dilakukan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa kepada Israel.

Yang lebih aneh lagi, para pejuang Palestina dinyatakan sebagai teroris oleh Amerika Serikat dan sekutu Eropanya. Begitu pula, perlawanan dan perjuangan rakyat Palestina dinyatakan sebagai tindakan terorisme.

Mungkin Israel dan para pendukungnya mengharapkan agar rakyat Palestina tidak usah melawan. Apa pun keinginan Israel seharusnya mereka turuti saja. Israel minta nyawa, berikan nyawa; Israel minta tanah, berikan tanah; Israel mengusir mereka dari rumah dan tanah mereka, mereka seharusnya langsung pergi saja entah ke mana.

Sayang sekali, harapan Israel, Amerika Serikat, dan Eropa, ini tidak masuk akal. Karena itu, rakyat Palestina terus berjuang sampai detik ini. Dimotori oleh Hamas, para pejuang Palestina tidak surut menghadapi kecanggihan senjata dan kekejaman Israel. Mereka terus melakukan serangan roket ke kota-kota Israel yang masuk jangkauan roket mereka. Mereka terus melakukan perlawanan sengit dan keras setiap kali pasukan Israel masuk wilayah mereka. Mereka terus melakukan aksi bom syahid terhadap sasaran-sasaran Israel.

Karena itu, rakyat Israel tidak pernah bisa tidur dengan tenang sampai detik ini. Mereka selalu dihantui oleh serangan roket pejuang Palestina. Rakyat Israel selalu takut akan adanya serangan bom syahid di tengah keramaian. Mereka selalu khawatir anaknya yang sedang bertugas sebagai tentara Israel akan tewas, terluka parah, atau diculik oleh para mujahidin Palestina.

Senjata canggih dan dana melimpah membuat Israel unggul selama ini. Namun demikian, dengan serba kekurangan dalam hal senjata dan dana, rakyat Palestina pantang menyerah. Mereka tidak akan pernah menyerah karena mereka yakin dengan kebenaran perjuangan mereka. Mereka tidak akan pernah menyerah karena berprinsip - mati syahid masuk surga, hidup terhormat. Hanya dua ini pilihan mereka.

Karena itu, Israel, Amerika Serikat, dan Eropa, jangan pernah berharap rakyat Palestina akan menyerah. Mereka akan terus berjuang sampai tetes darah penghabisan. Karena itu pula, rakyat Israel tidak akan pernah bisa hidup dengan tenang.

Untuk mengatasi konflik ini, Amerika Serikat dan Eropa telah merintis dan menwarkan berbagai solusi. Namun demikian, solusi ini tidak pernah bisa diwujudkan. Negara Zionis dan teroris Israel tidak pernah membiarkan rakyat Palestina menarik napas lega. Mereka selalu melanggar apa yang telah disepakati.

Dengan kata lain, solusi yang ditawarkan sampai sejauh ini tidak ada yang efektif. Walaupun begitu, berdasarkan fakta yang ada, Israel tidak bisa menghancurkan secara total perlawanan rakyat Palestina. Akibatnya, rakyat Israel juga tidak pernah bisa hidup dengan tenang dan tenteram.

Bukankah mereka merampas tanah Palestina supaya bisa hidup makmur dan sejahtera setelah sebelumnya mereka menjadi korban penindasan Hitler? Bukankah Amerika Serikat adalah pendukung utama segala tindakan terorisme negara Israel? Bukankah Amerika Serikat adalah pemasok utama senjata canggih dan dana melimpah bagi teroris negara Israel? Bukankah semua presiden Amerika Serikat tunduk pada lobi Yahudi Amerika Serikat yang sangat kuat? Bukankah masyarakat Yahudi dan Zionis dapat hidup dengan tenteram dan menguasai segala sektor kehidupan di Amerika Serikat?

Dengan kata lain, bukankah Zionis Israel sudah menguasai Amerika Serikat secara total?

Karena itu, berdasarkan semua kenyataan yang tak terbantahkan tersebut, sebagai orang awam saya mengusulkan agar seluruh rakyat Israel segera meninggalkan tanah Palestina dan pindah ke tanah impian yang dijanjikan, Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat mereka akan hidup dengan makmur, tenteram, dan berkuasa. Untuk apa mereka susah-payah menghadapi perlawanan sengit para pejuang Palestina yang tidak takut mati? Untuk apa mereka menghamburkan dana milyaran dolar untuk membiayai mesin perang dan prajurit mereka menghadapi para pejuang Palestina yang bersenjata ala kadarnya? Untuk apa mereka membiarkan diri dikecam seluruh dunia internasional karena membunuhi anak-anak, wanita, dan orang lanjut usia? Untuk apa mereka membiarkan diri dikecam seluruh dunia internasional karena melakukan segala bentuk kekejaman dan kekerasan yang tak terbayangkan?

Mudah-mudahan para pemimpin Zionis-teroris negara Israel segera menyadari kenyataan ini dan memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada tanah Palestina dan segera mengungsi ke Amerika Serikat - satu-satunya negara di dunia yang paling menerima masyarakat Yahudi.

TERIMAKASIH SUDAH MENYEMPATKAN WAKTU MENYIMAK FAKTA KONFLIK SAUDARA KITA DI TIMUR TENGAH

2 comments:

mbogo.net said...

semoga segera tercipta perdamaian di sana.

Unknown said...

Aamiinn...
Semua Berhrap yang sama...